Tuesday, March 22, 2016

Risau

Mungkin benar apa yang pernah dikatakan salah seorang temanku ketika kami sedang hangout lucu beberapa hari lalu. Usia kami sekarang adalah usia was-was, khawatir, dan cemas. Bagaimana tidak, sekarang pembahasan di grup angkatan tidak jauh-jauh dari undangan pernikahan, walimahan, tunangan, bahkan aqiqahan. Belum lagi teman-teman yang mulai pamer foto anak-anak mereka yang lucu. Sungguh, kami ikut bahagia atas semua kabar di atas tapi nun jauh di palung hati rasanya ada yang perlu diisi, ianya masih kosong tanpa hadirmu di sini.

Aku mulai cemas memikirkan sosok seperti apa dirimu, kenapa kamu belum juga menunjukkan batang hidungmu, atau apa yang salah dengan cara hidupku hingga kau masih menutup matamu?

Dulu, aku pernah benar-benar tak peduli tentang kehadiran jodohku. Fase dimana aku sungguh ingin sekali menjalani hidupku sebebas mungkin, bahkan pacarpun tak ingin kumiliki. Dan itu dulu, aku sudah menjalani tahap itu, tahap dimana kesombonganku sebagai seorang manusia yang tak butuh pendamping dan bahkan dengan tegas menolak seseorang yg datang dengan negosiasi yang cukup menguntungkanku sebenarnya. Apakah itu kesalahan terbesarku? Atau benarkah aku salah telah membelok-belokkan arah pembicaraan saat pengkodean dari seorang teman mulai dilancarkan? Lalu, benarkah aku telah melewatkanmu saat masa itu?

Khawatirku akan hidup yang semakin tidak jelas ini. Aku tak ingin hidup selamanya sendiri. Aku butuh seseorang untuk berbagi. Aku percaya, meski dirimu mungkin pernah terlewati, kau akan kembali jika memang kita telah ditakdirkan bersama. Namun, sungguh jika tidak sekarang, kapan lagi kamu akan hadir? Bukankah kita butuh waktu untuk saling meyakinkan untuk melanjutkan ke sebuah ikatan pernikahan segera setelah kita dipertemukan? Dan bukankah itu bukan waktu yang instan? Aku tak ingin terlalu tua untuk menjadi seorang ibu, kumohon kau mengerti itu.

Monday, December 28, 2015

Semoga 2016

Tik tok tik tok tik tok...
2015 ternyata begitu cepat berlalu seakan meyakinkanku bahwa harapanku untuk mengenalmu hanyalah bayang semu...

Ini bukan tahun kita ternyata,
Kesabaranku masih harus berlipat ganda,
Mengingat usiaku yang tak lagi muda,
Setidaknya itu menurut para tetua.

Apakah kita sudah saling mengenal sebelumnya?
Ataukah memang kita benar-benar masih orang asing untuk masing-masing?

Semoga, 2016 pertanyaan itu akan terjawab.
Semoga, kita, meski belum berjumpa, tetap menjaga cinta,
Bukan malah menjaga calon pengantin yang bukan untuk kita.. :P




Wednesday, December 23, 2015

Sabang, Aku Tetap Sayang!

Hai hai hai kamu yang belum kutau siapa, besok aku ke Sabang, lho!
Kamu tau tidak ada sebuah janji yang pernah kuikrarkan pada diri kalau aku tak akan pernah menginjakkan kaki pertama kali di Sabang sebelum aku bersuami? Janjiku tiga tahun lalu padamu dan padaku.

Setiap ajakan teman ke Sabang selalu berhasil kutolak, karena saat itu ku yakin kamu tak lama lagi sudah menjadi pendampingku. Namun ternyata, kali ini aku sudah tak bisa lagi bersama sepotong janji manis itu. Kehadiranmu tak jua muncul dalam hidupku, bahkan tanda-tandanya saja nihil. Entah aku yang gagal membaca tanda, entah kamu yang memang tak pernah serius memberi tanda. Lagipula kali ini keluarga-lah yang mengajakku untuk ke Sabang, ajakan yang tak mungkin kutolak apalagi dengan alasan begini. Pasti aku dikira gila!

Ya, aku memang sudah gila dengan segala janjiku padaku dan padamu yang bahkan belum kutau. Jadi, maafkanlah aku jika kali ini aku memilih menjadi waras. Menunggumu kadang membutuhkan iman yang kuat, senyum yang kadang dipaksakan, tertawa berlebihan, catatan panjang, telinga yang pura-pura tuli, hingga hati yang sering kebas.

Aku hanya mohon doamu semoga Sabang cukup indah untuk kudatangi. Aku mohon pengertianmu tentang semua curhatku kali ini. Dan aku berharap kau tidak lagi berlama-lama menyendiri hingga ada lagi janji yang harus ku ingkari.

Salam hangat,
Yang Merindumu

Wednesday, September 23, 2015

Selamat Idul Adha ya!

Dear you,
Do you do qurban this eid? If not, why?
I am happy that this eid is my very first eid el-adha that I can do qurban on my own, alhamdulillah.
This eid, after Maghrib, I recited takbeer alone at workplace. Yeah, I work now, part time.
What about you? Are you alone as well? Or together with the family?

Hope to see you soon. Hope the takbeer we recited will bring us closer as we do believe that Allah is Great and His blessings will shorten our distance drastically today, this blessed day.

Allahu akbar, walillaahilhamd :)
Selamat lebaran ya!

Thursday, July 23, 2015

Selamat Hari Raya!

Selamat Hari Raya Idul Fitri calon suamiku (sorry ya telat, hehe)
Taqabbalallaahu minnaa wa minkum. 
Meski lebaran kali ini kita belum bersama, semoga lebaran berikutnya kita telah mengikat janji setia. Aamiiin.

23/07/2015

Wednesday, July 8, 2015

Raguku

Terkadang rentang waktu yang belum tentu untuk kita bertemu membuatku ragu
Apakah kau juga sedang merencanakan sesuatu untukku
Atau malah untuk seseorang yang bukan diriku
Apakah saat ini dirimu masih menunggu saat yang tepat
atau memang sedang di jalur yang tak tepat
apakah kita sedang sama-sama mengurangi jarak yang terbentang
atau malah semakin menjauh dari takdir yang seharusnya bergulir

~Shirley Rd 87,  menanti sahur 9/7/15


Tuesday, June 30, 2015

Ada Indah di Setiap Pindah

Dearest Kanda, lama sudah tak bersua di dunia maya. Apa kabarnya di sana? Sehatkah? Di sini, puasa pertama Dinda 19 jam dan jauh dari keluarga. Awalnya sungguh terasa berbeda namun bukankah saat kita sudah seringkali menjalaninya akan menjadi biasa saja?

Kanda, hari ini, malam ini, 1 Juli 2015 Dinda sudah tidak lagi melihat purnama kita dari balik jendela Castle Irwell, tidak ada lagi purnama cantik yang menjadi saksi kerinduan hati. Sekarang Dinda sudah pindah ke Cheetham Hill, tinggal di sebuah rumah bersama Dida dan keluarga Aceh. Ada sedikit sesak di hati saat tubuh tak ingin pergi, Castle Irwell itu terlalu berkesan untuk sebuah perpisahan. Banyak kenangan yang telah Dinda lalui di sana, termasuk blog ini.

Kanda, tapi bukankah memang begitu kehidupan? Kadang kita harus rela melepas pergi saat memang sedang terlalu mencintai. Tapi, Dinda tak ingin kisah cinta kita nanti begini.

Pindah itu lelah, Kanda! Menyortir barang-barang, packing, membawa barang, dan unpacking. Sama seperti hati yang juga lelah bertanya, menyortir setiap kemungkinan yang ada, mencintai dalam diam, terjebak dalam pikiran sendiri, lalu melepas pergi. Dan mengulangnya adalah lelah yang luar biasa, maka dari itu, tolonglah Kanda jangan berlama-lama dalam cinta jika Kanda sudah punya jawabannya.

Tapi Dinda yakin, pindah ini pasti akan juga indah. Dan semoga indah itu berasal dari sesuatu yang berkaitan dengan kita. Bahwa Dinda tak lagi harus terus menyortir dan menyortir, hanya perlu menata dan merapikan, hanya perlu menjaga kerapian, dan pastinya menjaga perasaan hingga tak lama lagi rasa ini berpunya arti.